Minggu di Masa Biasa
Lukas 20:27-38
10 Nopember 2013
“Sebab mereka
tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah
anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. ( Luk 20:36)”
Surga ter-expose!
Seorang sahabat
pernah berpendapat bahwa surga pastinya
begitu indah dan sempurna sehingga tidak ada orang pun yang pergi
ke sana ingin kembali ke bumi lagi. Kecuali
satu orang, dia benar
adanya.
Ada seorang pribadi yang benar-benar meninggalkan surga dan pergi ke bumi dan dia menjelaskan seperti apa itu
surga, tempat dia tinggal. Pribadi ini tidak lain adalah Yesus
sendiri, Raja Kerajaan
Surga.
Dalam kesempatan yang paling unik, Yesus mengungkapkan
apa yang akan terjadi pada pribadi manusia di surga. Sebenarnya, tujuan
utama Yesus adalah untuk membenarkan kebangkitan orang mati dan menggagalkan
argumentasi orang-orang
Saduki, tetapi dengan demikian, Dia juga
menyoroti kondisi manusia di
alam sana. Di surga, kita akan menjadi seperti malaikat dan kita
tidak lagi menikah atau
dinikahkan. Pengungkapan ini pasti akan menyebabkan reaksi yang berbeda-beda.
Bagi sebagian orang yang tidak menikah atau menyerah kehidupan pernikahan,
mereka mungkin menemukan
penebusan dalam surga yang
seperti ini. Tapi, bagi mereka yang memiliki gairah dalam kehidupan
seksual, maka surga
semacam ini adalah berita yang sangat buruk.
Kita akan menjadi seperti malaikat. Namun, sebuah pertanyaan tersisa.
Siapakah malaikat itu? Banyak teolog suci dan brilian telah berspekulasi
tentang makhluk rohani ini. Salah satunya adalah St. Thomas
Aquinas dan ia telah
menulis dengan
sangat luas dan mendalam tentang makhluk non-jasmani ini. Sampai saat ini, karya-karyanya telah menjadi landasan bagi Angelologi
(Studi para malaikat). Dengan
demikian, dia akhirnya
dijuluki sebagai 'dokter Angelicus' - dokter malaikat. Sayangnya,
penjelasan mereka sebagian besar tetap berada di tingkat teoritis. Tidak ada seorangpun yang pernah
secara pribadi mengalami apa artinya menjadi seorang malaikat. Hollywood mencoba
untuk mengkompensasi kekurangan ini dengan memproduksi film-film tentang mailaikat. Namun,
film-film, seperti ‘City of Angels’ yang mencoba menggambarkan kehidupan
malaikat, tampaknya lebih terlihat
sebagai fantasi daripada
kenyataan. Pada akhirnya, surga masih merupakan misteri besar bagi kita
manusia.
Namun, ada sesuatu yang lebih penting daripada menjadi
seperti malaikat. Yesus mengajarkan kita bahwa Allah kita adalah Allah yang
hidup. Surga adalah tentang hidup dan menjalani hidup kita sepenuhnya di
hadapan Allah kita. Hidup bukanlah
sekedar berberfungsi secara
biologis, seperti bernapas, makan dan tidur, tetapi juga mengambil risiko
dalam mengasihi, menghadapi saat-saat yang sulit dan membuat keputusan yang sulit namun bermakna. Michael
Lobrin, seorang
pengkhotbah dari Filipina, menggambarkan dinamika iman sebagai menari dalam kegelapan, dan saya
percaya hal ini juga berlaku bagi dinamika kehidupan. Kita berani untuk menari
dalam kegelapan, berani
menghadapi semua risiko dan bahaya dalam
hidup, karena kita memiliki pasangan yang sempurna, yaitu Tuhan
sendiri. Uniknya, Meister Eckhart, Dominikan mistik dari
abad ke-14, pernah berkata bahwa tiga Pribadi Ilahi berhubungan satu sama
lain dengan cara menari dengan kegembiraan luar biasa dalam keabadian.
Tuhan tidak pernah akan mengecewakan mitra tari-Nya. Lalu, mengapa kita harus
takut hidup secara penuh?
Maju dan menarilah
dengan Tuhan!
Frater Valentinus
Bayuhadi Ruseno , OP
No comments:
Post a Comment