Hari Minggu Adven kedua
Matius 3:1-12
8 Oktober 2013
“Persiapkanlah
jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. (Mat 3:3)”
Persiapan
merupakan bagian penting dari alam. Dalam kisah Penciptaan, Allah mempersiapkan
dunia yang sempurna untuk
dihuni dalam lima hari sehingga pada hari keenam, manusia bisa dengan nyaman
hidup di bumi. Coba bayangkan jika Allah menciptakan manusia dahulu, sementara
kosmos masih tanpa bentuk dan kosong. Kita
pasti akan tewas
beberapa milidetik setelah penciptaan! Atau, jika kita melihat hal-hal ini secara lebih
ilmiah, secara
khusus dari sudut pandang Teori Big Bang, para peneliti menganalisis bahwa manusia adalah hasil
akhir dari 13,7 miliar tahun evolusi! Semua berawal dari sebuah ‘titik’ yang super kecil tetapi luar
biasa padat, yang tiba-tiba mengeluarkan energi yang tak terperi jumlahnya.
Dibutuhkan proses sangat rumit dan
panjang untuk sampai pada manusia pertama. Melihat ini semua kita melihat
bahwa Allah sungguh
mempersipkan kedatangan kita dan Dia membentuk seluruh kosmos untuk kelahiran kita yang nyaman dan aman.
Sebagai
bagian dari alam dan diciptakan menurut rupa dan citra Allah, persiapan menjadi
bagian esensi dari
manusia. Anak-anak
muda mempersiapkan diri untuk menjadi manusia
dewasa melalui pendidikan
bertahun-tahun. Siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian
melalui studi dan
latihan yang tekun. Seorang imam mempersiapkan homilinya melalui
refleksi dan banyak
membaca.
Persiapan
sangat penting, tetapi saat ini, terutama dengan kemajuan teknologi, kita
cenderung memiliki hal-hal yang
dapat dikerjakan secara instan. Dengan smartphone dan internet, kita bisa terhubung
dengan rekan kerja kita dengan cara yang sangat nyaman dan cepat. Dengan PC,
laptop dan gadget elektronik lainnya, kita bisa menyelesaikan pekerjaan kita
dengan cara yang lebih efisien. Semakin cepat kita bekerja dan semakin
banyak hasil yang kita capai, semakin baiklah
kita sebagai manusia. Tapi, hal instan ini menjadi berbahaya
saat hal ini mempengaruhi mentalitas kita. Ketika kita
menjadi ‘manusia
instan’ dan
tidak lagi menghargai esensi sebuah
persiapan. Seorang siswa ingin nilai yang baik tanpa ketekunan dalam belajar
akan melakukan
kecurangan dalam ujian. Seorang pria, menginginkan kenikmatan seksual tanpa
komitmen hidup
berkeluarga, akan menghabiskan malamnya di prostitusi. Seorang politisi, sangat ingit mendapatkan
uang secara
mudah, akan
menghidupi budaya korupsi.
Masa Adven
menjadi saat yang tepat untuk mengembalikan keindahan sebuah persiapan. Seperti
Yohanes Pembaptis, tokoh sentral dari Injil kita hari ini, menyatakan, “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan-Nya!” Persiapan
membutuhkan waktu, menuntut
energi dan sungguh
tidak pernah mudah, tetapi tanpa hal ini, kita kehilangan kontak dengan
jati diri kita sebagai manusia dan lebih jauh lagi, dengan Tuhan. Kita perlu
ingat bahwa Allah Mahakuasa menjadi bayi lemah lembut dan tak berdaya di malam Natal,
dan bayi inipun mau tumbuh dan mempersiapkan diri seperti di
bayi-bayi lain di bumi.
Adven
mengingatkan kita bahwa kita adalah manusia dan sebagai manusia kita perlu
selalu untuk mempersiapkan
diri. Sebagaimana Allah menjadi bayi dan tumbuh melalui berbagai tahapan
kehidupan manusia, kita juga diajak untuk menemukan Kristus dalam setiap
persiapan sederhana yang kita lakukan dalam hidup kita.
Frater Valentinus Bayuhadi
Ruseno, OP
No comments:
Post a Comment