Minggu ke-14
dalam Masa Biasa
6 Juli 2014
Matius 11: 25-30
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku… (Mat
11:29)”
Menjadi yang
terpilih adalah salah satu
realitas dasar dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, kita dengan mudah melihat
nabi Nuh dan keluarganya dipilih dan diselamatkan dari banjir besar. Kemudian,
Abraham dipilih dan dijadikan Bapa dari segala bangsa. Akhirnya, Israel menjadi bangsa pilihan-Nya,
umat-Nya yang kudus. Sepertinya, Tuhan Allah memiliki favorit, tapi ini jelas pemikiran yang dangkal karena
mereka yang terpilih akan menanggung tanggung jawab yang besar.
Ketika orang-orang terpilih masuk ke dalam perjanjian
dengan Tuhan, mereka mulai menikmati hak istimewa untuk menjadi bangsa kudus
Allah dan menerima berbagai berkat. Namun, Tuhan menuntut kesetiaan mereka,
yang berarti tidak ada penyembahan kepada dewa-dewa lainnya. Melihat kembali ke zaman Israel kuno,
permintaan ini cukup luar biasa sulit karena budaya yang berlaku waktu itu
adalah politeistik
(memiliki banyak dewa). Israel kemudian berdiri berbeda diantara
bangsa-bangsa tetangga
yang berpengaruh, dan sebagai bangsa kecil, Israel sering
kali terpengaruh dan akhirnya gagal untuk setia. Mereka mengadopsi dewa bangsa-bangsa kuno lainnya,
membangun kuil, dan membakar korban di mezbah-mezbah mereka. Jadi, jika kita
membaca dengan seksama Perjanjian Lama, kita akan menemukan tema yang mendasar,
yaitu kesetiaan Allah kepada Israel dan bagaimana Israel
mencoba merespon
dengan kesetiaan (dan
seringkali dengan ketidaksetiaan) kepada Allah.
Di dalam Perjanjian Baru juga, kita
dapat menemukan dinamika
ini. Dari Injil hari
ini, Yesus memuji Bapa karena telah memilih orang-orang sederhana di atas
orang-orang bijaksana.
Dia juga memanggil mereka yang lelah dan terbeban berat. Namun, meskipun memilih
orang-orang bisa dan kurang beruntung, Yesus tidak menghapus kewajiban
dan tanggung jawab dari
mengikuti-Nya. “...Pikullah kuk
yang Kupasang...” Namun, banyak murid tersandung dan terjatuh.
Ketika hal-hal berjalan lancar dan sesuai
harapan, banyak orang
datang mendekat, tapi ketika perjalanan
semakin berat, mereka memalingkan
wajah mereka dari Yesus.
Bahkan kelompok elit 12 rasul akhirnyapun terpecah-pecah. Petrus menyangkal-Nya, Yudas menjual
Yesus dan yang lain berlari dari-Nya. Namun, meskipun semua ini, Yesus tetap
setia kepada mereka, dan memanggil mereka kembali menjadi satu Gereja.
Kita adalah orang-orang Kristiani dan oleh
karena baptisan, kita
terpilih dan dikuduskan bagi Allah dalam Kristus. Kasih karunia baptisan
sungguhlah cuma-cuma, namun bukan berarti tanpa tanggung jawab. Kita harus
mulai memikirkan kembali identitas kita sebagai seorang
Kristiani ketika kita mengaku
sudah dibaptis, tetapi hanya
mengenal sedikit tentang
keindahan iman kita; ketika kita hanya pergi Gereja karena homili lucu dan
perayaan yang begitu hidup dan meriah, namun menolak untuk mengambil bagian
aktif dalam kegiatan Gereja, bahkan tidak sepeser rupiahpun untuk kolekte; ketika kita menikah di Gereja Katolik, namun setelah
beberapa bulan kemudian, kita sudah memikirkan kemungkinan perceraian.
Hari ini Yesus mengajak kita untuk datang kepada-Nya,
untuk beristirahat serta mengambil kuk kita. Semoga kita diingatkan kesetiaan-Nya
kepada kita , sehingga kita juga setia kepada-Nya.
Frater
Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP
No comments:
Post a Comment