Peringatan Mulia Arwah Semua
Orang Beriman
2 November
2014
Yohanes 6:37-40
Masa
SMP saya
di Bandung diwarnai oleh lagu-lagu yang berasal dari
boy band Amerika,
Backstreet Boys. Salah satu hits yang saya selalu
ingat adalah “Larger
than Life”. Lagu ini mencerminkan bahwa ada sesuatu yang secara signifikan
mempengaruhi dan mengubah kehidupan kita,
dan ini mungkin terjadi karena hal ini sungguh lebih
besar dari kehidupan kita. Ini tidak lain adalah cinta
kasih. “All you people can't you see,
can't you see, How your love's affecting our reality, Every time we're down,
You can make it right, And that makes you larger than life.”
Namun, cinta tidak hanya lebih
besar dari kehidupan. Cinta
bahkan lebih besar dari hal yang mengakhiri
hidup kita: kematian.
Sangat wajar jika kita mengharapkan
yang terbaik bagi
orang-orang yang kita
cintai. Karena kita mengasihi mereka, kita tidak ingin mereka terluka, sakit ataupun jauh dari kita. Kita ingin mereka selalu baik, sukses dan bahagia. Namun, sebagai
manusia, kita harus merangkul
keterbatasan dan ketidaksempurnaan
kita. Kita tidak bisa mencegah
orang yang kita cintai terluka, kecewa
dan jauh dari kita. Akhirnya,
kematian pun tidak dapat dihindari dan membawa akhir pada kehidupan fana dan hubungan kita
di dunia ini.
Namun,
sekali lagi, cinta kita menolak untuk
menyerah. Kita tetap mengasihi bahkan saat kematian berdiri di antara kita dan mereka yang kita kasihi. Dalam suratnya, Paulus berbicara tentang
cinta kasih yang tidak
berkesudahan, dan tentunya kematian tidak akan pernah bisa mengakhirinya (lih 1 Kor 13). Lalu, bagaimana cinta
kita benar-benar lebih besar dari
kematian? Ini terjadi di dalam doa!
Dalam doa, cinta kasih merenggangkan
kita bahkan melampaui
dinding tebal kematian, dan menyatukan kita
dengan
mereka yang kita cintai. Kita berdoa bagi
mereka karena kita mencintai mereka. Kita berharap bahwa mereka dapat menerima kebahagian
kekal, dan pada waktu-Nya, kitapun dapat bersatu
kembali
dengan mereka. Dari perspektif
ini, doktrin api penyucian bukanlah sekedar produk dari penelitian alkitabiah
dan teologis yang berbelit-belit, tapi
sungguh menjadi ekspresi alami cinta kasih kita yang tak terbatas dalam Kristus.
Cinta
kita untuk saudara-saudari kita yang telah meninggal sungguh penting
dalam iman Katolik. Kita
menyebut mereka yang berada di
api penyucian sebagai anggota Gereja yang menderita dan mereka yang berada di surga sebagai umat dari Gereja Jaya.
Meskipun menghadapi
kematian biologis,
mereka tidak pernah keluar dari persekutuan, mereka tetap anggota Gereja yang penuh, dan mereka tidak jauh
dari kita! Kedekatan
kita dengan mereka terlihat dalam praktik tahunan
dimana kita mengunjungi makam
keluarga kita tercinta. Gereja telah menetapkan hari
khusus sehingga semua umat bisa bersama-sama mendoakan arwah-arwah di api
pencucian. Di Filipina, pada tanggal 1 dan 2
November, warga
dalam jumlah yang sangat besar berbondong-bondong mengunjungi kuburan, dan pemakaman yang biasanya
sepi pun menjadi sangat ramai. Karena ini, pemerintah
harus mendeklarasikan dua hari ini
sebagai hari libur nasional.
St. Paulus dengan berani menulis bahwa bahwa baik maut, maupun hidup, baik
malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun
yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah,
ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih
Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 8: 38-39). Sungguh, cinta
lebih besar dari kehidupan dan bahkan kematian.
Frater Valentinus Bayuhadi
Ruseno, OP
No comments:
Post a Comment