Minggu
Biasa ke-21
Lukas13:22-30
25
Agustus 2013
Untuk
menjadi pengikut
Kristus adalah sebuah pilihan dan
sebagai mana Yesus telah katakan, ini adalah pilihan yang sulit. Iman kita mengatakana
bahwa bahwa surga itu
adalah
nyata, dan
semua ingin masuk surge, tetapi iman saja tidak cukup untuk membawa kita di sana. Untuk mengakui
iman dan mengetahui isi dari iman kita adalah penting adanya, tetapi ini tidaklah lengkap. Kita perlu
melakukan tindakan nyata agar iman kita terwujud
menjadi kenyataan. Jika
tidak, iman kita menjadi
sekedar sebuah retorika belaka. Dalam perkataannya
yang keras St. Yakobus menulis, "iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak
2:17)." Iman adalah anugerah Allah, tetapi untuk
membuat anugerah Allah ini sungguh berbuah
adalah pilihan dari kebebasan kita.
Ini
adalah pilihan yang radikal untuk menghayati iman kita sehari-hari. Kita
dapat dibaptis sebagai Katolik, namun kita tidak pernah pergi ke Gereja. Kita
mengakui keyakinan kita hanya pada satu Tuhan, tapi kita terus membaca horoskop, konsultasi
dengan
peramal dan
menggunakan barang-barang religius sebagai jimat pelindung belaka.
Kita dapat dengan mudah berteriak,
"Tuhan itu baik!" tapi kita mengeluh
setiap
saat di dalam
hidup kita. Kita
diinstruksikan oleh Yesus sendiri untuk mengasihi musuh kita, namun kita senang
memelihara kebencian, tetap
memupuk dendam dan mengambil
kesenangan ketika musuh kita jatuh
tertimpa tangga.
Kita ingin dipanggil
seorang pengikut Kristus, tapi kita
tidak benar-benar mengikuti jejak-Nya.
Kita ingin menjadi Kristiani, namun kita mengadopsi
gaya yang cocok dengan
diri kita sendiri
dan
bukannya meneladani Kristus. Ini adalah masalah serius
dan sungguh
kita mensia-siakan
surga. Jika kita mencoba
untuk parafrase Injil hari ini,
munkin
akan terdengar seperti ini: “Kita mengetuk pintu
gerbang surga dan berteriak
"Tuhan, aku pengikut-Mu",
tetapi Tuhan berkata, "Aku tidak tahu kamu karena kamu tidak pernah benar-benar ikuti Aku."
Frater
Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP
No comments:
Post a Comment