Pesta Yesus dipersembahkan di
Kanisah
2 Februari 2014
Lukas 2:22-40
“…sebab mataku
telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu…(Luk 2:30)”
Salah
satu alasan mengapa saya bertahan
dalam panggilan ini adalah karena Allah setia pada janji-Nya. Ketika
saya mengingat kembali
perjalanan hidup saya, saya hanya kagum pada kesetiaan dan penyelenggaraan ilahi. Awalnya,
saya tidak punya rencana yang solid untuk menjadi seorang imam, sampai
tiba-tiba teman dekat saya mengajak untuk mengambil ujian masuk di sebuah seminari
menengah. Empat
tahun berselang
setelah saya masuk,
rencana awal saya setelah
lulus adalah kembali ke keuskupan saya sendiri dan menjadi imam projo,
tapi sekali lagi
rencana saya berubah ketika tiba-tiba, Rm. Adrian
Adiredjo OP, datang dan melakukan promosi panggilan tentang Ordo Dominikan. Dan saat ini, saya bertekad untuk fokus pada formasi intelektual dan theologi
saya di Manila, tapi sekali lagi
rencana saya berubah, ketika
dalam keadaan paling aneh, saya terpilih menjadi koordinator kelompok kerasulan kaum pemuda.
Hidup saya
begitu mendebarkan dan penuh kejutan. Hal
ini juga menantang dan sungguh
sulit karena semua rencana saya pada
akhirnya hancur
berantakan. Namun,
satu hal yang saya yakini, bahwa setiap kali saya mengatakan ya pada
panggilan-Nya, Allah akan
selalu setia kepada janji-Nya: Dia akan berserta saya melalui suka duka hidup.
Karena
itu, ketika orang-orang bertanya kepada saya mengapa saya masih bertahan dalam
panggilan saya, jawabannya sederhana: ini bukan karena saya setia, tetapi
karena Allah setia kepada saya. Jika
pasangan suami-istri
bisa setia kepada pasangan mereka dalam
suka dan duka, sehat dan sakit, kaya dan miskin, ini bukan karena mereka baik, tetapi karena Allah itu baik pada mereka. Mungkin
ini sebabnya Uskup Fulton Sheen pernah mengatakan bahwa pernikahanlah tidak sulit,
tapi hanya secara manusiawi mustahil!
Ini
sebenarnya penyebab yang sama mengapa kadang-kadang kita gagal, bukan karena
Allah tidak setia, tetapi karena kita tidak mempercayakan diri kita pada penyelenggaraan-Nya
yang penuh kasih dan kita
gagal untuk mengingat bagaimana Allah
telah memenuhi firman-Nya di masa lalu. Ingatlah
firman Allah dalam Yesaya 49:15, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia
tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak
akan melupakan engkau.”
Saya
menyadari bahwa masa
depan saya tidaklah lagi dalam gemgaman,
tapi satu hal yang saya percaya, bahwa Tuhan selalu bersama saya. Seperti
St.
Paulus menyakinkan kita semua,
“Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu
Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai
pada akhirnya pada hari Kristus Yesus (Flp 1:6).”
Frater
Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP
No comments:
Post a Comment