Minggu
Prapaskah Pertama
Februari
17, 2013
Lukas
4:1-13
“Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat
puluh hari lamanya dan dicobai Iblis (Lk 4:1-2).”
Hati-Hati dengan Iblis
Secara mengejutkan kita mendengarkan 'cerita hantu' dari bacaan Injil Minggu Prapaskah Pertama ini: Yesus diganggu oleh Iblis! Namun, jauh sekedar membuat kita takut, Injil hari ini menjelaskan bahwa meskipun roh-roh jahat sungguh nyata, Yesus jauh lebih kuat dari mereka
Roh-roh
jahat atau yang
lebih dikenal sebagai setan bukanlah
sekedar produk dari
imajinasi kita. Iman kita mengatakan bahwa
mereka memang sungguh ada! Credo Nicea dengan tegas menyatakan bahwa Allah
adalah sang pencipta bagi yang terlihat maupun yang tak terlihat.
“Yang tak terlihat" di sini mengacu pada para malaikat. St Thomas Aquinas, yang mendapat gelar sebagai Dokter Malaikat karena tulisan-tulisannya mengenai kodrat para malaikat, mengemukakan bahwa malaikat adalah jauh lebih unggul dari kita manusia karena mereka adalah roh murni tanpa raga. Secara luar biasa mereka melampaui akal budi dan kekuatan kita.
“Yang tak terlihat" di sini mengacu pada para malaikat. St Thomas Aquinas, yang mendapat gelar sebagai Dokter Malaikat karena tulisan-tulisannya mengenai kodrat para malaikat, mengemukakan bahwa malaikat adalah jauh lebih unggul dari kita manusia karena mereka adalah roh murni tanpa raga. Secara luar biasa mereka melampaui akal budi dan kekuatan kita.
Sayangnya,
tidak semua malaikat itu baik. St. Yohanes secara rinci menceritakan kepada kita
Perang Besar di surga. Naga dan para malaikatnya memberontak terhadap Allah, namun St. Michael, Sang Malaikat Agung, dan bersama seluruh malaikat yang baik mengusir roh-roh pemberontak ini dari surga dan melempar mereka ke dunia
(Wahyu 12). Sang Naga, juga disebut sebagai Setan
atau Iblis, pada
mulanya adalah malaikat seperti Michael, namun mereka akhirnya memutuskan untuk membelot dan
memilih jalur permusuhan dengan Allah. Tapi, mengapa mereka memilih bermusuhan dengan Allah jika mereka diciptakan
dalam bentuk
yang hampir
sempurna dan sesungguhnya
bisa
menikmati kebahagiaan yang kekal di surga?
Beberapa
Bapa Gereja mencoba
memberikan jawaban mengapa sejumlah malaikat di surga akhirnya’jatuh’. Alasannya tidak lain karena keangkuhan dan iri hati. Para malaikat melihat bahwa suatu hari nanti, Allah Putra akan menjadi manusia biasa
dan mereka akan menjadi hamba Yesus dari
Nazaret, sang
manusia sederhana. Selain itu, karena kasih-Nya luar biasa, Allah akan menderita dan mati demi manusia dan
bukan demi para malaikat! Ini
benar-benar kebenaran yang
tidak bisa diterima bagi beberapa malaikat, “Apa yang ada pada manusia bahwa Allah sungguh mencintai
mereka melebihi para malaikat?” Akhirnya, mereka menolak untuk menghormati keputusan Allah dan menyatakan
permusuhan terhadap kemanusiaan.
Terkutuk dalam hukuman abadi, mereka bersumpah untuk
menyeret umat manusia bersama-sama dengan mereka ke neraka. Karya pertama iblis
yang pernah tercatat dalam Kitab Suci adalah ketika sang “ular” mengoda orang tua pertama kita untuk
melanggar perintah Allah dan usahanya sungguh berhasil (Kej 3). Adam dan Hawa diusir dari
surga dan kita, keturunan mereka, menderita konsekuensinya. Sejak saat itu, Setan dan
para pengikutnya tidak pernah berhenti mengganggu dan mengoda pria dan wanita dari segala zaman untuk
berpaling dari Allah. Mereka tahu bahwa mereka tidak akan pernah masuk kembali ke surga, tetapi untuk membawa semua
manusia ke dalam kehancuran mereka adalah lebih dari cukup.
Meskipun
mereka telah jatuh, secara kodrat mereka masih seorang malaikat. Dengan demikian, mereka tetap makhluk yang jauh lebih unggul dari kita
manusia. Berdiri sendiri, kita tidak pernah bisa memiliki kesempatan untuk mengalahkan setan. Namun, Injil hari ini
memberitahu kita bahwa kita tidak perlu khawatir karena Yesus telah mengalahkan Setan secara meyakinkan, bahkan dalam kodratnya sebagai manusia! Pada minggu pertama prapaskah ini, kita diingatkan bahwa betapa
rapuhnya kita sebagai
manusia dan betapa kuatnya musuh kita, namun kita tidak
perlu khawatir karena pergulatan bukanlah milik kita, tetapi terutama
dan akhirnya Tuhan. Kita diundang untuk mengusir Iblis dan karya-karyanya dari hidup kita dan bergerak mendekati Allah yang adalah kekuatan dan keselamatan kita. St. Paulus menguatkan kita dalam pencobaan dan berkata, “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di
dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya
kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis” (Efesus 6:10-11). "
Frater
Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP
No comments:
Post a Comment