Saturday, September 28, 2013

Ketidakadilan, Kemiskinan dan Neraka



Minggu Biasa ke-26
29 September 2013
Lukas 16:19-31

“Ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (Luk 16:20-21)

Neraka sungguh nyata, dan apa yang membuat neraka begitu mengerikan adalah bahwa neraka bukanlah sekedar realitas di akhirat, tetapi juga hadir di tengah-tengah kita. Lazarus adalah seorang contoh yang jelas. Dia praktis hidup di neraka sebelum ia beristirahat di pangkuan Abraham. Secara fisik dia menderita karena kelaparan dan penyakit, dan lebih buruk, ia melihat kemewahan hidup di depan matanya, namun ia tidak pernah menjangkaunya. Ia adalah korban dari kemiskinan dan ketidakadilan. Sungguh, Neraka hanya terjadi di bumi karena satu alasan: ketidakadilan.
Kemiskinan adalah salah satu realitas yang paling memuakkan di dunia ini. Orang miskin tidak hanya kehilangan kebutuhan dasar mereka seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan, tetapi juga mereka menjadi bagian masyarakat yang paling rentan terhadap eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia. Kejahatan bisa terjadi di mana saja, namun jumlah kasus kriminal yang sangat tinggi terjadi terutama di daerah-daerah kumuh. Di sini bocah-bocah menjadi inciran sindikat kriminal yang haus akan kekerasan. Di sini gadis-gadis kecil digoda memasuki dunia prostitusi. Di sini, anak-anak muda terjerat narkoba. Mereka tumbuh di dalam dunia yang begitu penuh dengan kekerasan, dan pada gilirannya, mereka menjadi manusia dewasa yang cinta akan kekerasan. Ini adalah lingkaran setan yang mengerikan! Memuakkan memang!
Film Slumdog Millionaire menceritakan kisah Salim dan Jamal Malik yang menjadi korban ketidakadilan dan kemiskinan di India. Setelah ibu mereka yang terbunuh karena agama, mereka dipaksa untuk tinggal di tempat pembuangan sampah. Kemudian, mereka diadopsi oleh sindikat pengemis profesional. Salah satu adegan yang mengungkapkan realitas mengerikan dari ketidakadilan adalah keta Arwind, seorang bocah lelaki dengan suara indah, dibutakan matanya. Jamal kemudian menjelaskan,Penyanyi yang buta mendapatkan hasil ganda. Bagian terburuk dari film ini adalah bahwa film ini tidak sepenuhnya fiksi, tetapi banyak peristiwa yang sungguh terjadi di dalam hidup.
Buah dari ketidakadilan adalah kemiskinan dan kekerasan yang keji. Dan ketidakadilan ini terjadi ketika manusia dikuasai oleh keserakahan dan kepentingan diri sendiri. Korupsi, kolusi, menipuan, pencurian dan berbagai bentuk bisnis tidak bermoral terjadi hampir di semua strata masyarakat modern, dari pejabat pemerintah ke siswa SMA, dari pengusaha besar ke PKL. Aku ingat seorang pengemis datang ke seminari dan meminta tolong. Saya mencoba menyapa dan bertanya tentang keadaannya. Sungguh mengejutkan bahwa dia berkata bahwa ia telah dirampok oleh pengemis lainnya!
Lazarus , Salim Malik dan banyak orang miskin tanpa nama mati karena kemiskinan dan ketidakadilan setiap detik, dan tanpa disadari, kita adalah orang-orang yang terus melakukan dan mengabadikan ketidakadilan ini. Dalam Injil hari ini, Yesus dengan tegas mengingatkan setiap orang bahwa ‘orang kaya yang tak pernah peduli dengan sesamanya' mungkin ada di setiap hati kita. Jika kita menciptakan neraka di bumi untuk sesama kita, maka pahala kita akan adalah neraka juga. Jadi, sebelum kita kehilangan surga, mari kita menjadikan bumi sebuah surga untuk semua orang. Apa ketidakadilan yang kita lakukan di dalam kehidupan kita sehari-hari? Tindakan apa yang kita capai untuk menciptakan neraka di antara kita? Apa yang kita lakukan untuk membuat dunia kita menjadi tempat yang buruk bagi sesama kita?

Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

No comments:

Post a Comment