Sunday, November 10, 2013

Surga Berarti Hidup



Minggu di Masa Biasa
Lukas 20:27-38
10 Nopember 2013

Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. ( Luk 20:36)

 Surga ter-expose! Seorang sahabat pernah berpendapat bahwa surga pastinya begitu indah dan sempurna sehingga tidak ada orang pun yang pergi ke sana ingin kembali ke bumi lagi. Kecuali satu orang, dia benar adanya. Ada seorang pribadi yang benar-benar meninggalkan surga dan pergi ke bumi dan dia menjelaskan seperti apa itu surga, tempat dia tinggal. Pribadi ini tidak lain adalah Yesus sendiri, Raja Kerajaan Surga.
Dalam kesempatan yang paling unik, Yesus mengungkapkan apa yang akan terjadi pada pribadi manusia di surga. Sebenarnya, tujuan utama Yesus adalah untuk membenarkan kebangkitan orang mati dan menggagalkan argumentasi orang-orang Saduki, tetapi dengan demikian, Dia juga menyoroti kondisi manusia di alam sana. Di surga, kita akan menjadi seperti malaikat dan kita tidak lagi menikah atau dinikahkan. Pengungkapan ini pasti akan menyebabkan reaksi yang berbeda-beda. Bagi sebagian orang yang tidak menikah atau menyerah kehidupan pernikahan, mereka mungkin menemukan penebusan dalam surga yang seperti ini. Tapi, bagi mereka yang memiliki gairah dalam kehidupan seksual, maka surga semacam ini adalah berita yang sangat buruk.
Kita akan menjadi seperti malaikat. Namun, sebuah pertanyaan tersisa. Siapakah malaikat itu? Banyak teolog suci dan brilian telah berspekulasi tentang makhluk rohani ini. Salah satunya adalah St. Thomas Aquinas dan ia telah menulis dengan sangat luas dan mendalam tentang makhluk non-jasmani ini. Sampai saat ini, karya-karyanya telah menjadi landasan bagi Angelologi (Studi para malaikat). Dengan demikian, dia akhirnya dijuluki sebagai 'dokter Angelicus' - dokter malaikat. Sayangnya, penjelasan mereka sebagian besar tetap berada di tingkat teoritis. Tidak ada seorangpun yang pernah secara pribadi mengalami apa artinya menjadi seorang malaikat. Hollywood mencoba untuk mengkompensasi kekurangan ini dengan memproduksi film-film tentang mailaikat. Namun, film-film, seperti ‘City of Angels’ yang mencoba menggambarkan kehidupan malaikat, tampaknya lebih terlihat sebagai fantasi daripada kenyataan. Pada akhirnya, surga masih merupakan misteri besar bagi kita manusia.
Namun, ada sesuatu yang lebih penting daripada menjadi seperti malaikat. Yesus mengajarkan kita bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup. Surga adalah tentang hidup dan menjalani hidup kita sepenuhnya di hadapan Allah kita. Hidup bukanlah sekedar berberfungsi secara biologis, seperti bernapas, makan dan tidur, tetapi juga mengambil risiko dalam mengasihi, menghadapi saat-saat yang sulit dan membuat keputusan yang sulit namun bermakna. Michael Lobrin, seorang pengkhotbah dari Filipina, menggambarkan dinamika iman sebagai menari dalam kegelapan, dan saya percaya hal ini juga berlaku bagi dinamika kehidupan. Kita berani untuk menari dalam kegelapan, berani menghadapi semua risiko dan bahaya dalam hidup, karena kita memiliki pasangan yang sempurna, yaitu Tuhan sendiri. Uniknya, Meister Eckhart, Dominikan mistik dari abad ke-14, pernah berkata bahwa tiga Pribadi Ilahi berhubungan satu sama lain dengan cara menari dengan kegembiraan luar biasa dalam keabadian. Tuhan tidak pernah akan mengecewakan mitra tari-Nya. Lalu, mengapa kita harus takut hidup secara penuh? Maju dan menarilah dengan Tuhan!

Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno , OP

No comments:

Post a Comment