Saturday, December 7, 2013

Makna dari Sebuah Persiapan



Hari Minggu Adven kedua
Matius 3:1-12
8 Oktober 2013

“Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. (Mat 3:3)”

Persiapan merupakan bagian penting dari alam. Dalam kisah Penciptaan, Allah mempersiapkan dunia yang sempurna untuk dihuni dalam lima hari sehingga pada hari keenam, manusia bisa dengan nyaman hidup di bumi. Coba bayangkan jika Allah menciptakan manusia dahulu, sementara kosmos masih tanpa bentuk dan kosong. Kita pasti akan tewas beberapa milidetik setelah penciptaan! Atau, jika kita melihat hal-hal ini secara lebih ilmiah, secara khusus dari sudut pandang Teori Big Bang, para peneliti menganalisis bahwa manusia adalah hasil akhir dari 13,7 miliar tahun evolusi! Semua berawal dari sebuah ‘titik’ yang super kecil tetapi luar biasa padat, yang tiba-tiba mengeluarkan energi yang tak terperi jumlahnya. Dibutuhkan proses sangat rumit dan panjang untuk sampai pada manusia pertama. Melihat ini semua kita melihat bahwa Allah sungguh mempersipkan kedatangan kita dan Dia membentuk seluruh kosmos untuk kelahiran kita yang nyaman dan aman.
Sebagai bagian dari alam dan diciptakan menurut rupa dan citra Allah, persiapan menjadi bagian esensi dari manusia. Anak-anak muda mempersiapkan diri untuk menjadi manusia dewasa melalui pendidikan bertahun-tahun. Siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian melalui studi dan latihan yang tekun. Seorang imam mempersiapkan homilinya melalui refleksi dan banyak membaca.
Persiapan sangat penting, tetapi saat ini, terutama dengan kemajuan teknologi, kita cenderung memiliki hal-hal yang dapat dikerjakan secara instan. Dengan smartphone dan internet, kita bisa terhubung dengan rekan kerja kita dengan cara yang sangat nyaman dan cepat. Dengan PC, laptop dan gadget elektronik lainnya, kita bisa menyelesaikan pekerjaan kita dengan cara yang lebih efisien. Semakin cepat kita bekerja dan semakin banyak hasil yang kita capai, semakin baiklah kita sebagai manusia. Tapi, hal instan ini menjadi berbahaya saat hal ini mempengaruhi mentalitas kita. Ketika kita menjadi ‘manusia instan dan tidak lagi menghargai esensi sebuah persiapan. Seorang siswa ingin nilai yang baik tanpa ketekunan dalam belajar akan melakukan kecurangan dalam ujian. Seorang pria, menginginkan kenikmatan seksual tanpa komitmen hidup berkeluarga, akan menghabiskan malamnya di prostitusi. Seorang politisi, sangat ingit mendapatkan uang secara mudah, akan menghidupi budaya korupsi.
Masa Adven menjadi saat yang tepat untuk mengembalikan keindahan sebuah persiapan. Seperti Yohanes Pembaptis, tokoh sentral dari Injil kita hari ini, menyatakan,  Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan-Nya! Persiapan membutuhkan waktu, menuntut energi dan sungguh tidak pernah mudah, tetapi tanpa hal ini, kita kehilangan kontak dengan jati diri kita sebagai manusia dan lebih jauh lagi, dengan Tuhan. Kita perlu ingat bahwa Allah Mahakuasa menjadi bayi lemah lembut dan tak berdaya di malam Natal, dan bayi inipun mau  tumbuh dan mempersiapkan diri seperti di bayi-bayi lain di bumi.
Adven mengingatkan kita bahwa kita adalah manusia dan sebagai manusia kita perlu selalu untuk mempersiapkan diri. Sebagaimana Allah menjadi bayi dan tumbuh melalui berbagai tahapan kehidupan manusia, kita juga diajak untuk menemukan Kristus dalam setiap persiapan sederhana yang kita lakukan dalam hidup kita.
Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

No comments:

Post a Comment