Saturday, July 5, 2014

Dinamika Umat Pilihan Allah



Minggu ke-14 dalam Masa Biasa
6 Juli 2014
Matius 11: 25-30

“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku… (Mat 11:29)”


Menjadi yang terpilih adalah salah satu realitas dasar dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, kita dengan mudah melihat nabi Nuh dan keluarganya dipilih dan diselamatkan dari banjir besar. Kemudian, Abraham dipilih dan dijadikan Bapa dari segala bangsa. Akhirnya, Israel menjadi bangsa pilihan-Nya, umat-Nya yang kudus. Sepertinya, Tuhan Allah memiliki favorit, tapi ini jelas pemikiran yang dangkal karena mereka yang terpilih akan menanggung tanggung jawab yang besar.
Ketika orang-orang terpilih masuk ke dalam perjanjian dengan Tuhan, mereka mulai menikmati hak istimewa untuk menjadi bangsa kudus Allah dan menerima berbagai berkat. Namun, Tuhan menuntut kesetiaan mereka, yang berarti tidak ada penyembahan kepada dewa-dewa lainnya. Melihat kembali ke zaman Israel kuno, permintaan ini cukup luar biasa sulit karena budaya yang berlaku waktu itu adalah politeistik (memiliki banyak dewa). Israel kemudian berdiri berbeda diantara bangsa-bangsa tetangga yang berpengaruh, dan sebagai bangsa kecil, Israel sering kali terpengaruh dan akhirnya gagal untuk setia. Mereka mengadopsi dewa bangsa-bangsa kuno lainnya, membangun kuil, dan membakar korban di mezbah-mezbah mereka. Jadi, jika kita membaca dengan seksama Perjanjian Lama, kita akan menemukan tema yang mendasar, yaitu kesetiaan Allah kepada Israel dan bagaimana Israel mencoba merespon dengan kesetiaan (dan seringkali dengan ketidaksetiaan) kepada Allah.
Di dalam Perjanjian Baru juga, kita dapat menemukan dinamika ini. Dari Injil hari ini, Yesus memuji Bapa karena telah memilih orang-orang sederhana di atas orang-orang bijaksana. Dia juga memanggil mereka yang lelah dan terbeban berat. Namun, meskipun memilih orang-orang bisa dan kurang beruntung, Yesus tidak menghapus kewajiban dan tanggung jawab dari mengikuti-Nya. ...Pikullah kuk yang Kupasang...  Namun, banyak murid tersandung dan terjatuh. Ketika hal-hal berjalan lancar dan sesuai harapan, banyak orang datang mendekat, tapi ketika perjalanan semakin berat, mereka memalingkan wajah mereka dari Yesus. Bahkan kelompok elit 12 rasul akhirnyapun terpecah-pecah. Petrus menyangkal-Nya, Yudas menjual Yesus dan yang lain berlari dari-Nya. Namun, meskipun semua ini, Yesus tetap setia kepada mereka, dan memanggil mereka kembali menjadi satu Gereja.
Kita adalah orang-orang Kristiani dan oleh karena baptisan, kita terpilih dan dikuduskan bagi Allah dalam Kristus. Kasih karunia baptisan sungguhlah cuma-cuma, namun bukan berarti tanpa tanggung jawab. Kita harus mulai memikirkan kembali identitas kita sebagai seorang Kristiani ketika kita mengaku sudah dibaptis, tetapi hanya mengenal sedikit tentang keindahan iman kita; ketika kita hanya pergi Gereja karena homili lucu dan perayaan yang begitu hidup dan meriah, namun menolak untuk mengambil bagian aktif dalam kegiatan Gereja, bahkan tidak sepeser rupiahpun untuk kolekte; ketika kita menikah di Gereja Katolik, namun setelah beberapa bulan kemudian, kita sudah memikirkan kemungkinan perceraian.
Hari ini Yesus mengajak kita untuk datang kepada-Nya, untuk beristirahat serta mengambil kuk kita. Semoga kita diingatkan kesetiaan-Nya kepada kita , sehingga kita juga setia kepada-Nya.
Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

No comments:

Post a Comment