Saturday, October 26, 2013

Karena Belas Kasih Allah

Minggu Biasa ke-30
27 Oktober 2013
Lukas 18:9-14

“Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini (Luk 18:13).”

 
Seorang teman pernah bertanya mengapa saya masuk seminari dan terlibat dalam karya kerasulan. Jawaban saya spontan, “Saya ingin masuk surga! Kemudian, ia bereaksi, “Jadi, kamu berbuat baik karena kamu menginginkan surga untuk dirimu sendiri. Bukankah itu egois? Saya tersentak! Saya tidak bisa menjawab apa-apa dan terus merenungkan kata-katanya selama beberapa hari. Sampai saya membaca sebuah anekdot  tentang surga dari Cina. Ceritanya seperti ini: Surga dan Neraka praktis adalah tempat yang sama dimana masakan terlezat telah dihidangkan. Namun, orang-orang di sana harus mengunakan sumpit yang sangat panjang sehingga mereka tidak bisa memasukan makanan tersebut ke mulut mereka sendiri. Sungguh neraka, jika kita sekedar menatap makanan yang paling lezat tanpa bisa memakannya! Lalu, apa yang terjadi di surga? Orang-orang di surga menggunakan sumpit tidak untuk mereka sendiri tetapi untuk menyuapi sesamanya!
Surga bukan tempat untuk orang egois, tetapi bagi mereka yang memiliki belas kasihan bagi sesama, dan hanya karena belas kasih Allah, kita bisa menikmati surga bersama-sama. Dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita bahwa kesuksesan dan prestasi kita dalam hidup tidaklah cukup untuk membawa kita kepada Tuhan. Bahkan, didorong oleh motif-motif egoistis, kesuksesan hidup membawa kita semakin jauh dari Tuhan. Kita bisa memperoleh banyak pujian karena pekerjaan sosial kita bagi orang miskin, atau karena khotbah-khotbah kita yang inspiratif dan berbagai pelayanan kita dalam Gereja. Namun, semua hal ini tidak membuat kita lebih baik dari orang Farisi sombong dalam Injil hari ini.
Hanya belas kasih-Nya yang mampu membuat kita semakin dekat dengan-Nya, dan tak diragukan lagi belas kasih-Nya memampukan kita untuk bekerja tanpa kenal lelah untuk keselamatan orang lain. Dengan demikian, seperti pemungut cukai dalam Injil, doa kita pun, “Tuhan, kasihanilah kami, orang berdosa. Sebagaimana Allah telah berbelas kasih kepada kita, kitapun harus berbelas kasih terhadap sesama!
Ketika saya memasuki Ordo Pengkhotbah (OP), pimpinan saya bertanya, “Apa yang kamu cari?” Saya dan kandidat lainnya bersujud di lantai dan berkata, “Belas Kasih dari Tuhan dan darimu”. Sesungguhnya, seluruh hidup saya sebagai seorang Dominikan adalah kisah kemurahan hati Tuhan dan komunitas saya. Saya sadar bahwa saya tidak layak untuk kehidupan suci. Saya tidak pintar, dan pasti tidaklah tampan apalagi berbakat. Aku bergulat dengan banyak hal dan memiliki banyak kelemahan. Saya melakukan kesalahan yang tak lagi terhitung jumlahnya. Sungguh, saya tidak pantas. Namun, saya masih di sini dan tumbuh berkembang sebagai Dominikan. Hanya satu jawaban saya bisa gali: belas kasih Tuhan benar-benar bekerja dan melakukan mujizat dalam hidup saya.
Apakah Anda merasakan belas kasihan Tuhan dalam hidup Anda? Apakah Anda bersedia untuk berbagi elas kasih dengan orang lain? Berbelas kasihlah seperti Bapa kita di surga juga penuh belas kasihan.


Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

No comments:

Post a Comment