Saturday, January 25, 2014

Panggilan: Sebuah Tindakan Nyata



Minggu Biasa ketiga
26 Januari 2014
Matius 4:12-23

“Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia (Mat 4:20)”

Sebuah pertanyaan klasik: Bagaimana kamu tahu bahwa kamu sungguh terpanggil dalam hidup membiara?” Pertanyaan ini sungguh 'klasik' bukan hanya karena orang selalu melontarkan ini kepada saya, tapi karena saya juga bisa melemparkan pertanyaan ini kembali kepada hampir semua orang. Apakah kamu yakin bahwa dia akan menjadi istri yang baik dan setia?  Atau Apakah kamu percaya bahwa menjadi guru adalah profesi terbaik hidupmu?”
Setelah merenungkan pertanyaan tentang panggilan ini untuk sekian lama, saya harus mengakui bahwa saya tidak tahu jawaban yang pasti. Beberapa orang memiliki karunia khusus yang membuat mereka dapat melihat atau mendengar instruksi dari Tuhan. Beberapa yang lain memilih menimbang dari sisi praktisnya: keuntungan material, faktor kesehatan, keluarga, dll.  Tapi, pada akhirnya, ketika kita dihadapkan dengan dua atau lebih pilihan yang akan mengubah hidup kita secara radikal, sebagian besar dari kita tidak tahu mana yang harus dipilih.
Namun, belajar dari Injil hari ini, kita dapat melihat bahwa panggilan bukan terutama tentang ‘kepastian ataupun pertimbangan yang matang’ tapi tentang bagaimana kita mengambil sebuah tindakan nyata. Saya percaya kita perlu membaca episode Injil ini dari perspektif yang lebih manusiawi. Empat murid pertama, Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes, belum mengenal Yesus sebagai Sang Allah Putra, tapi mungkin mengenalnya sebagai Mesias yang telah dijanjikan. Ketika Yesus memanggil mereka dan mengundang untuk mengikuti-Nya, mereka melihat bahwa untuk menjadi pengikut sang pengkhotbah karismatik ini adalah sama baiknya dengan memilih tetap bekerja sebagai nelayan yang cakap demi keluarga mereka. Namun, mereka tidak bisa selamanya menimbang-nimbang. Yesus bergegas pergi menuju daerah lain dan waktu tidaklah cukup untuk terus berpikir ke kiri atau ke kanan. Kemudian, mereka akhirnya membulatkan tekad dan membuat keputusan.
Kisah para murid bukanlah tentang apakah mereka memiliki panggilan atau tidak, tetapi apakah mereka membuat panggilan mereka menjadi kenyataan yang indah atau sebuah langkah disesalkan. Seperti para murid, setiap kali kita menghadapi beberapa pilihan yang mengubah hidup, kita ditantang untuk dengan tegas memilih dan membuat pilihan kita menjadi panggilan kita sendiri. Ini bukan tentang ‘pertimbangan’, namun secara nyata bertindak atas keputusan kita dan mencurahkan jiwa kita ke dalamnya.
Sungguh, hal ini tidaklah mudah. Para murid menghadapi jalan yang terjal. Terkadang mereka tidak mengerti ajaran sang Guru. Mereka juga harus mengikuti perintah Yesus yang sangat sulit. Mereka juga menghadapi permusuhan dari orang-orang Yahudi. Akhirnya, mereka harus menerima kenyataan pahit bahwa Yesus, sang Guru, mengakhiri hidupnya di kayu salib. Namun, hal-hal inilah yang merubah panggilan mereka menjadi sangat bermakna dan mendalam. Mereka melakukan tindakan nyata untuk mengikuti Yesus di dalam senang maupun susah, dan pada akhirnya  merekapun siap untuk melihat Kristus yang bangkit. Seperti para murid, kitapun ditantang untuk memberikan totalitas hidup kita ke dalam panggilan yang telah kita pilih meskipun hal ini tidak pernah mudah, sehingga kitapun dapat menemukan kepenuhan hidup di dalam Kristus.
Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

No comments:

Post a Comment