Saturday, October 25, 2014

Pertanyaan yang Paling Penting



Minggu Biasa ke-30
26 Oktober 2014
Matius 22:34-40

Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”


Pastor Nicanor Austriaco, OP, seorang imam pendamping di salah satu rumah sakit di New York City, pernah ditanya oleh seorang ateis yang sedang sekarat, apakah ia telah menghidupi hidupnya dengan layak. Pastor Austriaco kemudian bertanya, Apakah kamu telah membuat seseorang merasa bahwa hidupnya dihargai, bermakna dan dicintai?” Sang ateis ini terdiam sejenak, lalu mengangguk dengan sebuah senyum kecil. Pastor Austriaco pun juga tersenyum, mengetahui bahwa dia telah mempersiapkan pria ini untuk meninggalkan kehidupan duniawi ini dengan tenang.
Pertanyaan pria ini adalah salah satu pertanyaan yang paling mendasar yang pasti akan datang menyapa kita. Pertanyaannya ini terbukti menjadi pertanyaan yang paling sulit dijawab karena hanya bisa dijawab oleh hidup kita ini, bagaimana kita menjalani hidup kita. Jawabannya dapat berupa penyesalan yang menyakitkan atau sukacita yang mendalam. Pertanyaannya ini adalah pertanyaan yang paling penting, dan ini menggemakan pertanyaan dari para Farisi kepada Yesus dalam Injil hari ini, Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”
Bagi orang-orang Yahudi, Hukum Musa atau Taurat adalah undang-undang yang mengatur kehidupan mereka (sebagai contoh adalah “Sepuluh Perintah Allah” dan masih banyak lagi). Ini adalah perjanjian yang mengikat mereka sebagai Umat Allah, bangsa yang terpilih. Ini adalah jaminan bahwa Allah benar-benar menjaga mereka. Dengan demikian, mereka memegang Hukum ini sebagai sangat berharga, sesuatu yang harus dijaga dari generasi ke generasi, dan dibela bahkan oleh hidup mereka sendiri. Seperti sabda Musa kepada bangsa Israel, Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun (Ul 6:6-7)
Sebagai seorang Yahudi, Yesus tahu hal ini dengan sangat baik, tetapi ketika Ia menghadapi pertanyaan dari orang Farisi, ia mengunakan kesempatan ini untuk mengungkapkan kebenaran mendasar dari Hukum Taurat, kebenaran yang paling mendasar dalam kehidupan setiap orang Israel dan memang kebenaran mendasar dari kehidupan kita semua. Orang-orang Farisi terkenal karena pengetahuan mereka dan ketaatan mereka terhadap hukum Taurat, tapi ada sebuah bahaya besar yang mereka hadapi, bahwa mereka tidak lagi melihat hal yang paling penting dalam Hukum Taurat karena mereka terlalu sibuk dalam hal-hal kecil dan rinci. Intinya bukanlah tentang beberapa banyak hukum yang mereka telah penuhi, tapi seberapa dalam mereka telah mengasihi dan bagaimana kasih mereka telah mempengaruhi hidup orang lain. St. Paulus mengingatkan pentingnya sebuah kasih kepada jemaat di Korintus, Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. (1 Kor 13:3).
Seperti orang-orang Farisi, kita mungkin terlalu sibuk dengan aktivitas kita sehari-hari, namun melupakan yang paling mendasar dalam kehidupan kita. Kami menghabiskan berjam-jam di tempat kerja, namun menuangkan sedikit waktu yang berkualitas bagi pasangan dan anak-anak kita. Kita terlalu sibuk dengan pelayanan kita dan lupa dengan waktu tenang dengan Tuhan yang adalah sumber dan akhir dari semua pelayanan kita. Tidak peduli siapa kita, orang tua, suami, istri, imam, biarawati, pekerja, mahasiswa, kaum muda, jika kita ingin bahagia, pertanyaannya tetap sama: Seberapa dalam kita telah mengasihi?”

Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

No comments:

Post a Comment